Profil Desa Kalierang
Ketahui informasi secara rinci Desa Kalierang mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.
Tentang Kami
Desa Kalierang, pusat ekonomi vital di Kecamatan Bumiayu, Brebes, berkembang sebagai desa digital dengan PAD tertinggi. Menggabungkan potensi perdagangan, UMKM kuliner, dan jasa, desa padat penduduk ini bertransformasi menjadi pusat pertumbuhan modern yan
-
Pusat Ekonomi Kecamatan
Meskipun memiliki luas wilayah yang relatif kecil, Desa Kalierang merupakan jantung perekonomian Kecamatan Bumiayu dengan Pendapatan Asli Desa (PAD) tertinggi, didorong oleh sektor perdagangan, pasar, dan jasa
-
Transformasi Digital
Desa Kalierang secara proaktif mendeklarasikan diri sebagai "Desa Digital", menandakan visi pemerintah desa untuk memanfaatkan teknologi demi peningkatan layanan publik dan pemberdayaan ekonomi warganya
-
Dinamika Sosial Perkotaan
Dengan kepadatan penduduk yang sangat tinggi, Kalierang menampilkan karakteristik sosial layaknya sebuah kelurahan di perkotaan, dengan tantangan dan potensi yang berpusat pada ekonomi jasa dan pengembangan sumber daya manusia

Terletak di jantung Kecamatan Bumiayu, Kabupaten Brebes, Desa Kalierang memantapkan posisinya sebagai pusat vital bagi pergerakan ekonomi dan sosial di wilayah Brebes selatan. Dengan lokasi strategis yang berbatasan langsung dengan pusat keramaian dan pasar utama, desa ini menunjukkan dinamika yang unik, di mana ciri khas perdesaan berpadu dengan denyut kehidupan urban. Di bawah kepemimpinan pemerintah desa yang progresif, Kalierang kini melangkah maju, mengoptimalkan potensi perdagangannya seraya merangkul transformasi digital untuk masa depan yang lebih sejahtera.
Desa Kalierang bukan sekadar sebuah satuan administratif, melainkan sebuah hub ekonomi yang sibuk. Posisinya yang mengelilingi titik-titik komersial utama di Bumiayu menjadikannya magnet bagi para pelaku usaha dan pencari kerja. Aktivitas ekonomi yang tinggi ini tercermin dari data resmi Badan Pusat Statistik (BPS), yang secara konsisten menempatkan Kalierang sebagai desa dengan Pendapatan Asli Desa (PAD) terbesar di seluruh Kecamatan Bumiayu. Fakta ini menjadi semakin impresif mengingat luas wilayahnya yang tergolong kecil, menandakan intensitas dan efisiensi pemanfaatan ruang untuk kegiatan ekonomi produktif. Kini, desa ini tidak hanya berfokus pada penguatan fondasi ekonominya, tetapi juga aktif dalam perencanaan pembangunan yang terstruktur, seperti yang terlihat dalam musyawarah pembentukan tim Rencana Kerja Pemerintah Desa (RKPDes) dan inisiatif-inisiatif strategis lainnya.
Geografi dan Demografi: Pusat Pertumbuhan di Ruang Terbatas
Secara geografis, Desa Kalierang berada pada posisi yang sangat strategis di Kecamatan Bumiayu. Letaknya yang berada di dataran rendah memudahkan aksesibilitas dan mendukung perannya sebagai pusat transit dan perdagangan. Batas-batas wilayahnya bersinggungan langsung dengan pusat aktivitas kecamatan. Di sebelah utara, Kalierang berbatasan dengan Desa Jatisawit. Sebelah selatan berbatasan dengan Kelurahan Bumiayu. Sementara di sebelah barat, wilayahnya dibatasi oleh Desa Adisana dan di sebelah timur berbatasan dengan Desa Dukuhturi.
Berdasarkan data dari Kecamatan Bumiayu dalam Angka 2024, Desa Kalierang memiliki luas wilayah sebesar 1,33 km². Meskipun bukan yang terkecil, luas ini tergolong sempit jika dibandingkan dengan jumlah penduduknya. Data kependudukan terbaru dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Brebes untuk tahun 2023 mencatat jumlah penduduk Desa Kalierang mencapai 11.291 jiwa. Angka ini terdiri dari 5.656 penduduk laki-laki dan 5.635 penduduk perempuan.
Dengan luas wilayah 1,33 km² dan jumlah penduduk 11.291 jiwa, maka tingkat kepadatan penduduk di Desa Kalierang mencapai angka yang sangat tinggi, yakni sekitar 8.489 jiwa per kilometer persegi. Kepadatan ini jauh melampaui rata-rata desa lain di sekitarnya dan lebih menyerupai karakteristik kepadatan penduduk di wilayah perkotaan. Tingginya kepadatan ini membawa konsekuensi pada tata ruang, kebutuhan infrastruktur, dan tantangan sosial yang khas, menuntut pemerintah desa untuk menerapkan strategi pengelolaan wilayah yang cermat dan inovatif.
Pemerintahan Desa dan Visi Pembangunan
Roda pemerintahan di Desa Kalierang digerakkan oleh tim yang solid di bawah kepemimpinan Kepala Desa, Titin Setiyoningrum, S.Pd. Pemerintah desa secara aktif menjalankan fungsi administrasi, pelayanan publik, dan perencanaan pembangunan yang partisipatif. Balai Desa Kalierang tidak hanya berfungsi sebagai pusat administrasi, tetapi juga menjadi lokasi berbagai kegiatan penting, mulai dari sosialisasi program pemerintah, musyawarah desa, hingga deklarasi inisiatif strategis.
Visi pembangunan Desa Kalierang tampak jelas berorientasi pada kemajuan ekonomi dan adaptasi teknologi. Salah satu langkah paling signifikan yang menunjukkan visi ini yakni deklarasi "Desa Digital" pada awal tahun 2025. Bekerja sama dengan penyedia layanan internet, pemerintah desa memfasilitasi masuknya jaringan berkecepatan tinggi ke wilayahnya. “Saya warga Desa Kalierang, siap menuju Desa Digital," seru para peserta saat deklarasi di aula balai desa, sebuah momen yang dikutip oleh media lokal dan menandakan antusiasme warga. Inisiatif ini bukan sekadar tentang akses internet, melainkan sebuah strategi untuk membuka peluang ekonomi baru, meningkatkan efisiensi layanan, dan mendorong Pendapatan Asli Desa (PAD) melalui pemanfaatan infrastruktur digital.
Komitmen pada perencanaan yang matang juga terlihat dari kegiatan rutin seperti pelaksanaan sosialisasi dan pembentukan Tim Penyusun RKPDes. Keterlibatan berbagai elemen masyarakat, mulai dari Ketua RT/RW, LPM, hingga BPD, dalam forum-forum ini memastikan bahwa arah pembangunan desa sejalan dengan aspirasi dan kebutuhan riil warga. Di bawah arahan pemerintah desa, Kalierang terus berupaya mengelola potensinya secara profesional untuk mencapai kesejahteraan yang merata.
Potensi Ekonomi dan Perekonomian Warga
Ekonomi merupakan tulang punggung dan identitas utama Desa Kalierang. Keberadaan Pasar Kalierang, yang menjadi salah satu pusat perdagangan utama di Bumiayu, merupakan motor penggerak utama. Aktivitas jual beli di pasar ini dan di sepanjang ruko-ruko komersial di sekitarnya menciptakan sirkulasi ekonomi yang kencang, menyerap tenaga kerja, dan memberikan sumber pendapatan bagi sebagian besar warga. Sektor perdagangan dan jasa menjadi pilihan utama mata pencaharian, melampaui sektor agraris yang perannya relatif kecil akibat keterbatasan lahan.
Untuk melembagakan dan mengoptimalkan potensi ekonomi ini, Pemerintah Desa Kalierang menaruh harapan besar pada Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) "Pancurawis". Pada akhir tahun 2024, pengukuhan pengurus baru BUMDes periode 2024-2029 menjadi momentum penting untuk revitalisasi. BUMDes Pancurawis diharapkan dapat menjadi inkubator bagi usaha-usaha baru, mengelola aset-aset desa secara produktif, dan pada akhirnya memberikan kontribusi nyata bagi PAD serta membuka lebih banyak lapangan kerja.
Selain perdagangan skala besar, potensi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) juga terus digali. Sektor kuliner menjadi salah satu andalan, dengan banyaknya warung makan dan produsen makanan olahan. Inisiatif seperti "Festival Kuliner" yang pernah dihelat oleh Karang Taruna Maskal Kirana menjadi bukti adanya semangat kewirausahaan di kalangan anak muda. Kegiatan semacam ini tidak hanya bertujuan untuk memperkenalkan produk UMKM lokal kepada masyarakat luas, tetapi juga untuk menumbuhkan ekosistem ekonomi kreatif di tingkat desa. Kombinasi antara pusat perdagangan yang mapan, BUMDes yang direvitalisasi, dan semangat UMKM yang tumbuh menjadikan Kalierang sebagai laboratorium ekonomi yang dinamis.
Kehidupan Sosial dan Budaya
Dengan populasi yang padat dan beragam, kehidupan sosial di Desa Kalierang berjalan dinamis dengan corak perkotaan. Interaksi antarwarga terjadi secara intens di berbagai ruang publik, mulai dari pasar, tempat ibadah, hingga lingkungan RT/RW yang berjumlah puluhan. Mayoritas penduduk memeluk agama Islam, dengan kegiatan keagamaan yang menjadi bagian penting dari tatanan sosial masyarakat.
Meskipun didominasi oleh aktivitas ekonomi modern, semangat kebersamaan dan budaya lokal tetap hidup. Hal ini terlihat dari partisipasi aktif masyarakat dalam kegiatan-kegiatan komunal. Misalnya, karnaval perayaan hari kemerdekaan yang secara rutin dimeriahkan oleh berbagai elemen masyarakat, termasuk institusi pendidikan seperti SDN Kalierang 01. Dalam acara tersebut, siswa-siswi menampilkan beragam kreativitas, mulai dari marching band hingga barisan kebhinekaan yang mengenakan pakaian adat dari seluruh Indonesia. Pemandangan ini mencerminkan upaya untuk menanamkan nilai-nilai kebangsaan dan apresiasi terhadap keragaman budaya di tengah arus modernisasi.
Organisasi kepemudaan seperti Karang Taruna juga memainkan peran penting sebagai agen penggerak kegiatan sosial. Penyelenggaraan festival kuliner merupakan contoh bagaimana pemuda desa mengambil inisiatif untuk kegiatan positif yang memiliki dampak ekonomi dan sosial. Sejarah lisan desa, yang menyebutkan asal-usul nama Kalierang dari kata `Kali` (sungai) dan `Herang` (jernih) yang merujuk pada kejernihan sungai di masa lalu oleh tokoh Simbah Singadipa, menjadi bagian dari memori kolektif yang memperkaya identitas desa.
Infrastruktur dan Layanan Publik
Sebagai desa dengan tingkat kepadatan tinggi dan peran sebagai pusat ekonomi, ketersediaan infrastruktur yang memadai menjadi sebuah keharusan. Pemerintah Desa Kalierang terus berupaya meningkatkan kualitas infrastruktur dasar seperti jalan, drainase, dan fasilitas publik. Kondisi jalan utama yang menjadi akses menuju pasar dan pusat komersial menjadi prioritas utama untuk menunjang kelancaran aktivitas ekonomi. Kantor Desa Kalierang yang representatif berfungsi sebagai pusat pelayanan administrasi bagi belasan ribu warganya.
Di bidang pendidikan, Kalierang memiliki akses yang baik terhadap fasilitas dari tingkat dasar hingga menengah yang berlokasi di dalam maupun di sekitar wilayah desa. Begitu pula dengan layanan kesehatan, di mana keberadaan puskesmas pembantu (Pustu) dan kedekatannya dengan RSUD Bumiayu memastikan warga dapat mengakses layanan medis dengan relatif mudah.
Terobosan terbaru dalam bidang infrastruktur ialah inisiatif Desa Digital. Pemasangan jaringan internet fiber optik tidak hanya akan dinikmati oleh warga untuk kebutuhan personal, tetapi juga membuka peluang pemanfaatan infrastruktur untuk kepentingan publik yang lebih luas. Sebagaimana disebutkan dalam sosialisasi program, infrastruktur ini dapat dimanfaatkan untuk pemasangan CCTV guna meningkatkan keamanan lingkungan dan pengadaan lampu penerangan jalan umum (PJU) yang lebih efisien. Langkah ini menunjukkan pandangan jauh ke depan dari pemerintah desa dalam membangun infrastruktur cerdas yang mampu menjawab tantangan kompleks di sebuah wilayah padat penduduk. Pengembangan ini menjadi fondasi bagi Kalierang untuk tidak hanya maju secara ekonomi, tetapi juga meningkat kualitas hidup warganya secara keseluruhan.